*/tab menu........................................ ----------------------------------------------- */

Selasa, 26 Oktober 2010

MAKNA SUMPAH PEMUDA DALAM ISLAM

Pemuda… begitu banyak makna dan arti yang dapat ditafsirkan dalam satu kata tersebut. Banyak orang manafsirkan tentang pemuda, ada yang menilai dengan kebaikan dan tidak sedikit pula yang menilai dengan keburukan yang diakibatkan oleh sikap dan perilaku pemuda. Di jaman yang semakin modern ini ditandai dengan begitu pesatnya kemajuan dunia teknologi , tidak sedikit orang mengkhawatirkan keberadaan pemuda. Banyak pemuda terjerumus dalam keburukan dan kemaksiatan walaupun masih banyak pula pemuda yang mampu membuktikan dirinya untuk berprestasi dan melakukan hal-hal kreatif serta positif dalam mengisi hidup dan kehidupan ini. Akan tetapi, berita yang lebih banyak tersiar dalam media massa baik media cetak maupun media elektronik adalah sisi keburukan. Sehingga hal ini menimbulkan kekawatiran dari berbagai kalangan, walaupun kalau saya lihat belum banyak bentuk penanggulangan yang nyata dari pihak terkait (terlalu naif kalau disebut tidak ada sama sekali).

Kemajuan teknologi, dalam hal ini teknologi digital semakin menambah citra buruk pemuda. Begitu banyak beredar video, gambar atau artikel yang berisi dengan kemaksiatan dan keburukan. Yang memprihatinkan adalah bahwa pelaku utama yang paling banyak adalah pemuda. Bagaimana nasib bangsa ini bila para pemuda sebagai penerus perjuangan dan pengemban tanggung jawab tumbuh kembangnya bangsa ini memiliki sikap dan peri laku yang penuh dengan kemaksiatan. Kemajuan teknologi hanya dipergunakan untuk membuat (maaf) video mesum. Mungkin ada contoh positif yang bisa kita ambil dari 2 pemudi Sinta dan Jojo. Melalui kreatifitas mereka dalam mengekspresikan suatu kondisi dengan membuat video lipsync “Keong Racun”, hal ini membuat mereka berdua menjadi icon yang dikenal diseluruh bumi nusantara ini bahkan sampai ke mancanegara. Dan lebih jauh lagi, dengan kreatifitas tersebut mereka bisa menghasilkan sesuatu hal yang berarti khususnya bagi mereka berdua yaitu ketenaran dan materi. Namun, perlu kita sadari dan pahami bahwa pencapaian yang sebenarnya bukanlah ketenaran dan materi semata. Akan tetapi, pencapaian hakiki adalah bagaimana kita menjadi manusia seutuhnya yang mampu melaksanakan perintah-Nya dan mampu menjauhi larangan-Nya. Dan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya.

Selain semangat para pemuda Indonesia yang tertuang dalam semangat Sumpat Pemuda, patut menjadi renungan dan landasan bagi para pemuda bagaimana Alloh SWT memberikan contoh pendidikan dan pembelajaran dalam membendung diri mereka dari kemaksiatan yang terjadi di kalangan masyarakat serta penyelamatan akidah tauhid. Alloh SWT berfirman dalam Q.S. Al-Kahfi : 10, “(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini.”. Para pemuda, bahkan kita dapat mengambil hikmah dari ayat tersebut bagaimana usaha yang harus dilakukan untuk menghadapi segala bentuk kemaksiatan yang terjadi di kalangan masyarakat saat ini. Bukan berarti kita harus mengasingkan diri, menyepi dan menjauh dari kehidupan ini. Akan tetapi, hikmah yang patut kita ambil adalah bagaimana usaha positif dalam memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai ladang dakwah dan amal ibadah kita. Kita mampu berdakwah dan memberikan contoh positif melalui media webcam ataupun video recorder walaupun dari kamar sempit yang kita miliki. Walaupun dibatasi oleh dinding yang kokoh, tembok yang tebal serta ruang dan waktu yang tidak terukur, akan tetapi hal ini tidak menjadikan halangan untuk bisa memberikan sesuatu hal yang positif khususnya bagi negeri ini yang tidak dibatasi oleh ras, suku atau agama. Kita bisa memanfaatkan fasilitas jejaring sosial yang sedang berkembang saat ini untuk saling mengingatkan dan menasehati dalam kebaikan sebagaimana Alloh SWT berfirman, “Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Q.S. Al-Maidah:2). Marilah kita jadikan semangat Sumpah Pemuda untuk menjadikan para penerus bangsa ini berbuat kebaikan dan menghasilkan kreatifitas positif yang berarti bagi negeri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar