*/tab menu........................................ ----------------------------------------------- */

Selasa, 26 Oktober 2010

Sejarah Sumpah Pemuda

Pada Kongres Pemuda Kedua terdapat sumpah setia para pemuda Indonesia, yang disebut sebagai Sumpah Pemuda. Penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua di pelopori oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yaitu sebuah organisasi perkumpulan pelajar yang berasal dari seluruh Indonesia. Para pesertanya adalah dari wakil-wakil organisasi yang ada pada saat itu.


Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan sebanyak tiga kali rapat, dan masing-masing berada di tempat yang berbeda. Rapat yang pertama dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 1928 yang bertempat di gedung KJB (Katholieke Jongenlingen Bond). Rapat kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928 tepatnya di gedung Oost-Java Bioscoop. Pada rapat yang kedua ini, dibahas tentang masalah pendidikan bagi anak. Dan sebagai pembicaranya adalah Purnamawulan dan Sarmidi Mangusarkoro. Rapat terakhir atau disebut sebagai rapat penutup diadakan di Indonesische Clubgebouw , Jalan Kramat Raya 106. Ada dua tokoh pemuda yang berpidato pada rapat penutup ini, yaitu Mr. Sunario dan Ramelan. Pada saat Mr. Sunario berpidato, Muh. Yamin menuliskan rumusan Sumpah Pemuda.


Kongres Pemuda Kedua ini ditutup dengan mengumumkan hasil rumusan Sumpah Pemuda oleh Soegondo Joyopuspito setelah sebelumnya W.R. Supratman melantunkan lagu Indonesia Raya dengan biolanya dan tanpa syair karena polisi rahasia melarang Supratman untuk melantunkan syair Indonesia Raya yang mengandung kata “merdeka”. Setelah Soegondo Joyopuspito mengumumkannya, kemudian diberi penjelasan panjang lebar oleh Muh. Yamin. Dan rumusan itu dijadikan sumpah setia para pemuda.


Isi Sumpah Pemuda yang diikrarkan oleh para pemuda di Kongres Pemuda Kedua sebagai berikut (sudah dalam Ejaan Yang Disempurnakan) :


“Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia


Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia


Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar